Pengalaman Bermain Alpha: Sustain Baik tapi Damage Tidak Stabil

·

Pengalaman Bermain Alpha: Sustain Baik tapi Damage Tidak Stabil – Halo, teman-teman borscht pemain Mobile Legends.
Alpha sering disebut sebagai fighter “aman”, hero yang jarang terlihat benar-benar buruk, tapi juga jarang dianggap menakutkan. Banyak pemain memilih Alpha karena satu alasan utama: sustain-nya kuat dan konsisten. Lifesteal, true damage dari Beta, serta skill area membuatnya terasa tangguh di lane maupun teamfight.

Namun setelah cukup banyak bermain Alpha di berbagai kondisi pertandingan, muncul satu kesimpulan yang sulit dihindari: Alpha memang sulit mati, tapi sering kesulitan memberi dampak karena damage-nya tidak selalu stabil. Artikel ini akan membedah pengalaman tersebut—apa yang membuat Alpha nyaman dimainkan, dan di mana batas efektivitasnya mulai terasa.


Alpha dan Identitas Sustain Fighter

Keunggulan utama Alpha tidak bisa dipisahkan dari mekanik Beta. Hampir setiap skill Alpha memicu serangan tambahan yang memberi damage sekaligus healing. Dalam praktiknya, ini membuat Alpha:

  • Kuat dalam duel panjang
  • Sulit diusir dari lane
  • Nyaman bermain war bertahap

Asumsi yang sering muncul adalah:

“Kalau sustain bagus, pasti kuat di teamfight.”

Masalahnya, sustain tidak selalu berbanding lurus dengan ancaman. Alpha bisa bertahan lama, tapi bertahan saja tidak cukup jika lawan tidak merasa tertekan.


Early Game yang Aman, tapi Jarang Mengancam

Di early game, Alpha termasuk hero yang relatif stabil. Ia tidak terlalu lemah, tapi juga jarang benar-benar dominan. Damage awalnya cukup untuk clear lane dan bertahan, namun jarang cukup untuk:

  • Mengusir hero lane lawan secara agresif
  • Mengamankan kill tanpa bantuan
  • Menekan objektif dengan cepat

Ini menciptakan pola permainan yang “rata”. Alpha jarang kalah telak di awal, tetapi juga jarang unggul jauh. Bagi sebagian pemain, ini terasa nyaman. Namun dari sisi tempo permainan, kondisi ini bisa menjadi masalah.


Damage Alpha: Tergantung Situasi dan Posisi

Masuk ke mid game, kelemahan Alpha mulai terasa jelas: damage-nya sangat situasional.

Alpha membutuhkan:

  • Posisi yang tepat agar skill mengenai banyak target
  • Durasi fight yang cukup panjang
  • Lawan yang tidak terlalu mobile

Jika semua itu terpenuhi, Alpha terlihat kuat. Tapi begitu salah satu faktor tidak ada—misalnya musuh cepat kabur, memiliki burst tinggi, atau bermain hit-and-run—damage Alpha terasa menurun drastis.

Berbeda dengan fighter burst yang “sekali masuk langsung berdampak”, Alpha perlu waktu. Dan waktu adalah sumber daya yang tidak selalu tersedia di teamfight modern.


Ultimate Alpha: Kunci Sekaligus Risiko

Skill ultimate Alpha sering dianggap sebagai pembuka war yang bagus. Efek airborne dan area control-nya memang berguna, tetapi efektivitasnya sangat bergantung pada:

  • Follow-up dari tim
  • Posisi lawan
  • Kondisi item Alpha

Jika tim tidak siap atau damage Alpha belum cukup, ultimate ini hanya menjadi gangguan sesaat, bukan pembalik keadaan. Bahkan, Alpha sering menjadi target utama setelah masuk menggunakan ultimate karena ia berada di tengah formasi lawan tanpa burst untuk menghabisi target cepat.


Masalah Utama: Damage Tidak Konsisten di Late Game

Di late game, masalah Alpha semakin kentara. Sustain-nya tetap terasa, tapi:

  • Damage tidak meningkat signifikan
  • Sulit menembus core lawan
  • Mudah diabaikan jika tidak mengancam

Musuh yang disiplin tidak perlu fokus membunuh Alpha terlebih dahulu. Mereka cukup mengabaikannya sementara dan menghabisi damage dealer utama. Alpha mungkin masih hidup, tapi kontribusinya mengecil.

Ini berbeda dengan fighter yang damage-nya meningkat tajam seiring item. Alpha tidak benar-benar scaling secara agresif.


Bias Umum: Alpha Selalu Berguna karena Tahan Lama

Banyak pemain terjebak pada logika sederhana:

“Yang penting saya tidak mati.”

Padahal, dalam konteks kemenangan, bertahan hidup tanpa tekanan sering kali tidak cukup. Alpha bisa bertahan lama, tapi jika ia tidak memaksa lawan bereaksi, keberadaannya menjadi pasif.

Ini bukan berarti Alpha buruk—melainkan bahwa perannya sering disalahpahami. Alpha bukan finisher, bukan assassin, dan bukan hard carry.


Perspektif Alternatif: Alpha sebagai Pengikat, Bukan Penghancur

Alpha lebih tepat diposisikan sebagai:

  • Pengikat teamfight
  • Penyerap damage bertahap
  • Pengganggu formasi lawan

Dengan peran ini, ekspektasi terhadap damage Alpha menjadi lebih realistis. Ia kuat ketika tim bisa memanfaatkan durability-nya, bukan ketika dituntut untuk menghabisi lawan sendirian.

Masalah muncul saat Alpha dimainkan dengan harapan bisa menjadi sumber damage utama—di situlah kekecewaan biasanya muncul.


Kesimpulan: Kuat Bertahan, Lemah Menekan

Sebagai penutup, mari kita simpulkan secara jujur.

Alpha memiliki sustain yang sangat baik.
Alpha nyaman dimainkan dan jarang terasa sia-sia.
Namun damage Alpha tidak stabil dan sangat bergantung pada kondisi fight.

Ia:

  • Aman, tapi jarang mengancam
  • Tahan lama, tapi tidak mematikan
  • Berguna, tapi bukan penentu utama

Jika kamu mencari fighter yang bisa bertahan dan mendukung teamfight secara konsisten, Alpha adalah pilihan yang masuk akal. Tapi jika kamu berharap damage besar dan dampak instan, Alpha mungkin bukan jawaban yang kamu cari.

Pada akhirnya, Alpha mengajarkan satu hal penting:
dalam Mobile Legends, bertahan hidup itu penting—tapi menentukan arah permainan jauh lebih penting.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *